Sport News

Jumat, 21 Oktober 2011

10 Debutan Terbaik Musim Ini

Sport News Juventini-
1.Sergio Aguero (Man City)
Berhasil menjadi Top Skor Sementara BPL dengan torehan 4 gol.Bukan tidak mungkin gol nya akan bertambah hingga akhir musim
2.Samir Nasri(Man City)
 Sukses menjadi kreator lini tengah City.Terbukti bahwa umpan akurat nya dapat di selesaikan dengan mudah oleh pemain depan
3.Andrea Pirlo (Juventus)
Menjadi tonggak kebangkitan Juventus musim ini,dengan menjadi pemain yang bisa diandalkan di lini tengah bersama Arturo Vidal
4.Arturo Vidal (Juventus)
  Langsung cocok dengan Andrea Pirlo di lini tengah Juventus musim ini


 5.Cesc Fabregas (Barcelona)
 Walau harus bergantian dengan pemain lainnya.Namun sebagai pemain baru,ia sudah termasuk sukses beradaptasi





6.Juan Mata ( Chelsea)

 Mulai bermain dewasa.Akan Manjadi penerus Frank Lampard



7.Mirko Vucinic (Juventus)
 Kembali menemukan ketajamannya musim ini


8.Cleverley (Man United)
   Langsung mendapat kepercayaan dari sir alex.Memperindah lini tengah United


9.Phil Jones (Man United)
Langsung mendapat kepercayaan dari sir alex.Memperkokoh pertahanan MU

10.Alexis Sanchez (Barcelona)

     Mudah Beradaptasi dengan pola tiki-taka ala Barcelona

Jadwal TV: 22 - 24 Oktober 2011

Sport News Juventini-Panasnya Manchester Derby di Old Trafford antara United dan City menjadi salah satu laga seru yang bisa kita nikmati akhir pekan ini.

Dari La Liga, Barcelona dan Real Madrid terus berkejaran di puncak klasemen ketika Madrid menghadapi tim kaya raya Malaga sementara Barca menjamu kuda hitam Sevilla.

Berikut jadwal tayangan langsung dan tunda sepak bola liga-liga utama Eropa akhir pekan ini.

Sabtu, 22 Oktober 2011
18.15 WIB - Wolverhampton vs Swansea - GLOBALTV
22.45 WIB - Racing Santander vs Espanyol - TVONE
23.00 WIB - Liverpool vs Norwich City - MNC TV

Minggu, 23 Oktober 2011
01.00 WIB - Malaga vs Real Madrid - TVONE
01.30 WIB - Juventus vs Genoa - INDOSIAR
03.00 WIB - Barcelona vs Sevilla - TVONE
19.00 WIB - Manchester United vs Manchester City - MNCTV
21.30 WIB - QPR vs Chelsea - GLOBALTV
22.45 WIB - Atletico Madrid vs Mallorca - TVONE

Senin, 24 Oktober 2011
00.00 WIB - Blackburn vs Tottenham - GLOBALTV (tunda)
01.00 WIB - Valencia vs Athletic Bilbao - TVONE
01.30 WIB - Bologna vs Lazio - INDOSIAR
03.00 WIB - Villarreal vs Levante - TVONE

Jadwal reguler tayangan olah raga:

Setiap Hari
00.25 WIB dan 05.30 WIB - Lensa Olahraga - ANTV
06.00 WIB - Sport 7 - Trans7
23.30 WIB - Metro Sports - Metro TV

Senin s/d Jumat
00.30 WIB - Sport 7 Malam - Trans7
06.00 WIB - Sports Mania - MNC TV
22.00 WIB - Kabar Arena - TV One

Sabtu
11.30 WIB - Soccer One - TV One
13.05 WIB - Spirit Football - Metro TV
13.30 WIB - Galeri Sepakbola Indonesia - Trans7
14.30 WIB - Kampiun - ANTV

Minggu
10.30 WIB - World Sport - O Channel
13.05 WIB - 12 Pas - Metro TV
14.00 WIB - One Stop Football - Trans7
14.30 WIB - Total Football - ANTV
22.00 WIB - World Sport - O Channel

Catatan:
- Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dulu.
- Jam siaran yang tercantum adalah Waktu Indonesia Barat.

Senin, 17 Oktober 2011

30 Pemain Sepak Bola Terbaik Versi Goal.com and Sport News Juventini

 
Argentina
Striker
Hitung-mundur dirampungkan dengan penyerang brilian asal Argentina ini, yang sukses memuncaki daftar GOAL.com 50 berkat kelas dan gol-gol yang dipersembahkannya bersama Barcelona.
 - Striker
Pemecah rekor pencetak gol terbanyak dalam semusim La Liga ini merangsek ke posisi runner-up GOAL.com 50.
 - Gelandang
Daftar elite GOAL.com akhirnya mencapai tiga besar, dan posisi ini diamankan oleh gelandang elegan Blaugrana yang kembali melakoni kampanye brilian musim lalu.
 - Gelandang
Hitung mundur GOAL.com 50 diteruskan dengan bintang Spanyol yang berandil mengantar Barcelona menuju tangga juara La Liga dan Liga Champions musim lalu ini.
 - Striker
Daftar pesepakbola terbaik GOAL.com musim 2010/11 berlanjut dengan striker subur asal Kolombia yang berkontribusi penting dalam rengkuhan trigelar Porto.
 - Bek
Skipper Manchester United yang kembali tampil kokoh di lini belakang ini melanjutkan daftar elite GOAL.com.
 - Striker
Hitung mundur GOAL.com 50 berlanjut dengan winger asal Cili yang direkrut Barcelona berkat penampilan sensasionalnya bersama Udinese musim lalu.
 - Gelandang
Playmaker timnas Jerman yang bermain gemilang di musim pertamanya bersama Real Madrid ini meneruskan hitung mundur GOAL.com 50.
 - Striker
Hitung mundur daftar pesepakbola terbaik versi GOAL.com disambung dengan bomber Uruguay yang tampil sangat tajam di mulut gawang bersama Napoli.
 - Striker
Hitung mundur GOAL.com 50 musim 2010/11 berlanjut dengan Chicharito, yang mulanya didatangkan Manchester United sebagai pemain pelapis tapi justru melesat sebagai bintang.
 - Striker
Hitung mundur GOAL.com diteruskan dengan striker Manchester City yang menjadi pemain kunci dalam mewujudkan ambisi klubnya merangsek ke zona Liga Champions.
 - Striker
Kartu as Liverpool yang memberikan kontribusi vital dalam perjalanan Uruguay menggapai titel Copa America ini meneruskan daftar pemain terbaik kami.
 - Bek
Hitung mundur GOAL.com berlanjut dengan bek tangguh yang menjaga kestabilan lini belakang Barcelona di tengah absennya Carles Puyol.
 - Gelandang
Hitung mundur kami berlanjut dengan pemuda kelahiran Ludenscheid yang kepiawaiannya di lini tengah mengantar Borussia Dortmund menyambar titel Deustcher Meister musim lalu.
 - Striker
Penyerang Kamerun yang tampil tajam bersama Inter musim lalu ini melanjutkan hitung-mundur daftar terbaik GOAL.com.
 - Kiper
Kiper nomor satu timnas Jerman ini melakukan serangkaian penyelamatan gemilang bersama Schalke musim lalu yang mengesahkan statusnya sebagai bintang.
 - Striker
Kebangkitan performa di fase krusial musim sekaligus membantu langkah United merebut gelar liga ke-19 membuat striker kontroversial ini layak masuk daftar elite GOAL.com.
 - Bek
Hitung mundur GOAL.com 50 dilanjutkan dengan centre-back asal Brasil yang berkembang pesat bersama Milan musim lalu.
 - Gelandang
Winger asal Wales ini terbang ke peringkat ke-19 GOAL.com 50 berkat permainan mengilapnya bersama Spurs di ajang domestik dan Eropa.
 - Bek
Hitung mundur GOAL.com 50 berlanjut dengan full-back Barcelona yang mengantar timnya mengoleksi dwigelar musim lalu.
 - Striker
Hitung mundur dilanjutkan dengan bomber kelas dunia yang menjembatani langkah Milan menuju titel Serie A 2011.
 - Striker
Striker Barcelona yang turut membantu kesuksesan klubnya di kancah domestik dan Eropa ini meneruskan daftar 50 pemain terbaik GOAL.com.
 - Striker
Striker kuat asal Brasil yang menjadi figur vital dalam langkah Porto menyabet treble musim lalu ini melanjutkan hitung-mundur GOAL.com 50.
 - Striker
Daftar 50 pesepakbola terbaik 2010/11 versi GOAL.com berlanjut dengan penyerang berkelas asal Italia yang mengukuhkan posisi di deretan striker top Eropa ini.
 - Striker
Daftar elite GOAL.com kini sampai di peringkat ke-25 yang diamankan penyerang gaek Udinese yang berhasil meraih predikat 'capocannoniere' untuk kali kedua beruntun.
 - Striker
Hitung mundur berlanjut dengan bintang anyar City yang musim lalu sendirian mengangkat Atletico dan tetap ciamik di tengah keterpurukan Argentina di Copa America ini.
 - Gelandang
Hitung mundur berlanjut dengan gelandang Kroasia yang kontribusinya untuk Spurs musim lalu mengundang ketertarikan Chelsea ini.
 - Gelandang
Maestro lini tengah Inter yang tetap mampu mencatat kampanye positif meski terganggu cedera dan keletihan ini melanjutkan daftar elite GOAL.com.
 - Gelandang
Hitung mundur terus berlanjut dengan gelandang yang memainkan peran krusial sebagai penopang dominasi Barcelona musim lalu.
 - Striker
Sensasi belia Brasil yang menjadi salah satu komoditi terpanas di bursa transfer ini melanjutkan hitung mundur GOAL.com 50.

Rapor Pemain : MU vs Liverpool

Liverpool Liverpool
José Reina Paez
565
528
6.0
Tak banyak beraksi, namun kecolongan satu gol lewat sundulan Chicharito. Dia tak bisa disalahkan atas gol tersebut.
Martin Kelly
484
504
6.0
Tak banyak kerepotan mengawal sisi sayap pertahanan Liverpool di sektor kanan, namun sesekali kerepotan menghentikan pergerakan Welbeck.
Jamie Carragher
519
472
6.5
Menunjukkan kematangan dalam menjaga pertahanannya, namun dia bisa lebih baik lagi.
Martin Skrtel
524
476
7.0
Duet tangguh Carragher di sektor belakang. Bisa menjamin lini belakang Liverpool dan membuat Reina menganggur.
José Enrique
445
520
6.0
Kerap miskomunikasi dengan Stewart Downing dalam membantu lini serang. Umpan-umpannya juga tak akurat, yang membuat Liverpool banyak kehilangan bola. Sementara dalam bertahan kualitasnya lumayan.
Lucas
362
581
6.0
Tidak berada di performa terbaiknya di laga ini. Lucas akhirnya diganti di babak kedua.
Charlie Adam
497
559
6.5
Tampil penuh determinasi dan licik. Namun secara keseluruhan penampilannya lumayan.
Stewart Downing
Terburuk Pertandingan
391
768
5.0
Tak muncul crossing-crossing berbahaya dari Downing. Sepertinya dia canggung berlaga di pertandingan penuh ketegangan dari awal sampai akhir.
Steven Gerrard
851
430
7.0
Sempat kesulitan bermain di sektor sayap di babak pertama, karakter Gerrard akhirnya muncul ketika ditempatkan lebih ke tengah. Mencetak satu gol indah lewat tendangan bebas.
Dirk Kuyt
526
451
6.0
Rajin bergerak untuk merusak konsentrasi pertahanan lawan. Punya satu kans matang untuk mencetak gol, namun digagalkan kiper De Gea.
Luis Suárez
634
485
7.0
Ulet dan berdeterminasi. Kerap menang dalam duel satu lawan satu dan perebutan bola, namun kurang beruntung tak punya banyak kans mencetak gol.
• Pergantian
Jordan Henderson
556
402
6.5
Tampl jauh lebih baik dibanding pemain yang digantikannya, Lucas. Lebih dominan dalam menguasai bola. Berhasil memaksimalkan waktu bermain yang dimiliki untuk menunjukkan kemampuannya.
David de Gea
Terbaik Pertandingan
1763
352
7.5
Bisa dikatakan sebagai pemain terbaik di pertandingan ini. Tiga penyelamatan penting dilakukannya untuk memaksa Liverpool puas dengan hasil imbang.
Chris Smalling
788
327
6.5
Punya peran penting mengamankan sektor sayap dari sergapan Downing dan Enrique. Smalling juga tak segan membantu lini depan dan bisa dikatakan berhasil menjalankan tugasnya.
Rio Ferdinand
755
341
6.5
Solid dan tangguh dalam mengawal daerahnya. Di usia yang sudah lebih dari 30, Ferdinand membuktikan masih menunjukkan kelasnya.
Jonny Evans
668
366
6.0
Tak tampil meyakinkan di depan De Gea dan beberapa kali kecolongan dalam mengantisipasi pergerakan lawan.
Patrice Evra
692
338
6.0
Kerepotan menjaga Suarez dan Kuyt ketika bergerak di sektor sayap. Evra bisa menunjukkan penampilan yang lebih baik lagi.
Phil Jones
669
321
6.0
Tak berada di posisinya membuat Jones terlihat kebingungan memainkan perannya. Alhasil, lini tengah Liverpool lebih unggul dibanding United.
Ashley Young
633
386
5.5
Mati kutu di pertandingan ini. Young tak bisa mengembangkan permainannya hingga akhirnya harus ditarik keluar di babak kedua.
Darren Fletcher
614
332
6.0
Tak memiliki tandem sepadan di lini tengah, yang membuat Fletcher kesulitan dalam menguasai zonanya.
Ji-Sung Park
675
290
6.0
Ulet, tapi minim kontribusi. Sekali membuat ancaman ke gawang Reina dengan tendangan kerasnya, namun masih tidak tepat sasaran.
Ryan Giggs
622
364
5.5
Bisa dikatakan tak memiliki kontribusi signifikan di pertandingan ini. Giggs tidak menunjukkan kejeniusannya dalam memainkan bola, mengirim umpan atau mencetak gol.
Danny Welbeck
684
300
6.0
Rajjn bergerak sendirian di lini depan dan mengganggu fokus pemain belakang Liverpool.
• Pergantian
Nani
704
306
6.0
Minim waktu untuk bisa menunjukkan kontribusinya di pertandingan ini.
Wayne Rooney
728
318
6.0
Tak punya cukup waktu untuk membuktikan kelasnya sebagai salah satu striker hebat Inggris, tapi ada satu kesempatan di mana Rooney juga bisa bermain bertahan.
Chicharito
1099
291
7.0
Hanya butuh satu peluang bagi Hernandez untuk menunjukkan kelasnya sebagai salah satu striker terbaik musim lalu. Golnya ke gawang Reina di menit 80 adalah buktinya.

Profil Bintang

Lionel Messi
Messi sedang berlatih.
Informasi Pribadi
Nama lengkap Lionel Andrés Messi
Tanggal lahir 24 Juni 1987 (umur 24)
Tempat lahir Rosario, Argentina
Tinggi 1.69 m (5 ft 7 in)
Posisi bermain Penyerang, gelandang serang
Informasi klub
Klub saat ini FC Barcelona
Nomor 10
Karier junior
1995–2000
2000–2004
Newell's Old Boys
FC Barcelona
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
2004- FC Barcelona 64 (54)
Tim nasional
2005– Argentina 22 0(6)
Cristiano Ronaldo
Cristiano Ronaldo in Real Madrid 2.jpg
Informasi Pribadi
Nama lengkap Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro
Tanggal lahir 5 Februari 1985 (umur 26)
Tempat lahir Funchal, Madeira, Portugal
Tinggi 1.86 m (6 ft 1 in)[1]
Posisi bermain Sayap kanan, Penyerang
Informasi klub
Klub saat ini Real Madrid
Nomor 7
Karier junior
1993—1995 Andorinha
1995—1997 Nacional
1997—2001 Sporting Lisboa
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
2001—2003 Sporting Lisboa 25 (3)
2003—2009 Manchester United 196 (84)
2009—kini Real Madrid 64 (69)
Tim nasional
2001—2002 Portugal U-17 9 (6)
2003 Portugal U-20 5 (1)
2002—2003 Portugal U-21 6 (3)
2004 Portugal U-23 3 (1)
2003—kini Portugal 83 (29)
Xavi
Xavi Hernández - 002.jpg
Informasi Pribadi
Nama lengkap Xavi Hernández
Tanggal lahir 25 Januari 1980 (umur 31)
Tempat lahir Terrassa, Catalonia, Spanyol
Tinggi 1.70 m (5 ft 7 in)
Posisi bermain Pemain tengah,kapten
Informasi klub
Klub saat ini FC Barcelona
Nomor 6
Karier junior
1991–1997 FC Barcelona
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
1997–1998
1998–
FC Barcelona B
FC Barcelona
061 0(2)
384 (38)

Tim nasional
Andrés Iniesta
Andres Iniesta Joan Gamper .jpg
Informasi Pribadi
Nama lengkap Andrés Iniesta Luján
Tanggal lahir 11 Mei 1984 (umur 27)
Tempat lahir Fuentealbilla, Spanyol
Tinggi 1.70 m (5 ft 7 in) [1]
Posisi bermain Midfielder / Winger
Informasi klub
Klub saat ini Barcelona
Nomor 8
Karier junior
1994–1996
1996–2002
Albacete
Barcelona
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
2000–2003
2002–
Barcelona B
Barcelona
54 (6)
197 (16)

Tim nasional
2000
2000–2001
2001
2001–2002
2003
2003–2006
2006–
2004–
Spanyol U-15
Spanyol U-16
Spanyol U-17
Spanyol U-19
Spanyol U-20
Spanyol U-21
Spanyol
Katalonia
2 (0)
7 (1)
4 (0)
7 (1)
7 (3)
18 (6)
39 (6)
1 (0)


2000– Spanyol 0101 0(9)      

        

Jumat, 14 Oktober 2011

History of Juventus FC

Juventus F.C.
.
Juventus F.C.
JuventusFC2004.svg
Nama lengkap
Juventus Football Club S.p.A.
Julukan
[La] Vecchia Signora[1] (Nyonya Tua)
[La] Fidanzata d'Italia (Kekasih dari Italia)
[I] bianconeri (Putih - Hitam)
[Le] Zebre (Si Zebra)
[La] Signora Omicidi (Nyonya Pembunuh)[2]
Didirikan
November 1, 1897; 113 tahun yang lalu (sebagai Sport Club Juventus)[3]
Stadion
Pemilik
Presiden
Pelatih
Liga
2010-11
Seri A, peringkat 7



Juventus Football Club (dari bahasa Latin:[5] iuventus: masa muda, diucapkan [juˈvɛntus]), biasa disebut sebagai Juventus dan popular dengan nama Juve, merupakan sebuah klub sepak bola profesional asal Italia yang berbasis di kota Turin, Piedmont, Italia. Klub ini didirikan pada 1897 dan telah mengarungi beragam sejarah manis, dengan pengecualian kejadian musim 2006-2007, di Liga Italia Seri-A. Klub ini sendiri merupakan salah satu anak perusahaan dari FIAT Group, yang saat ini dimiliki oleh keluarga Agnelli, dan membawahi perusahaan-perusahaan lain seperti Fiat Automobile, Ducati (termasuk tim balap MotoGP dan WSBK Ducati), tim F1 Scuderia Ferrari, Ferrari Corse, dan Maserati Automobile.
Juventus merupakan klub tersukses dalam sejarah Liga Italia Seri-A dengan raihan 27 gelar juara (Scudetto),[6] dan juga tercatat sebagai salah satu klub tersukses di dunia.[6] Merujuk pada International Federation of Football History and Statistics, sebuah organisasi internasional yang berafiliasi pada FIFA, Juventus menjadi klub terbaik Italia di abad 20, dan menjadi klub terbaik Italia kedua di Eropa dalam waktu yang sama.[7]
Secara keseluruhan, klub ini telah memenangi 51 kejuaraan resmi.[8] Dengan rincian 40 di Italia, dan 11 di zona UEFA dan dunia.[9][10] Sekaligus menjadikannya sebagai klub tersukses ketiga di Eropa, dan keenam di dunia, dengan gelar-gelar dunia yang diakui oleh enam organisasi konfederasi sepak bola, dan tentunya FIFA.[11]
Klub ini menjadi klub pertama Italia dan Eropa Selatan yang berhasil memenangi gelar Piala UEFA (sekarang namanya menjadi Liga Europa).[12] Pada 1985, Juventus menjadi satu-satunya klub di dunia yang berhasil memenangi seluruh kejuaraan piala internasional dan kejuaraan liga nasional,[13] dan menjadi klub Eropa pertama yang mampu menguasai semua kejuaraan UEFA dalam satu musim.[14][15][16]
Juventus juga menjadi salah satu klub sepak bola Italia dengan jumlah fans terbesar[17], dan diperkirakan ada 170 juta orang didunia yang juga menjadi fans Juve.[18] Klub ini menjadi salah satu pencipta ide European Club Association, yang dulu dikenal dengan nama G-14, yang berisikan klub-klub kaya Eropa. Klub ini juga menjadi penyumbang terbanyak pemain untuk tim nasional Italia.
Sejak 2006 klub ini bermarkas di Stadio Olimpico di Torino yang menggantikan markas sebelumnya yaitu Stadion Delle Alpi yang dirubuhkan dan dibangun ulang sebagai stadion baru bernama Juventus Arena. Juventus resmi memakai stadion baru mereka tesebut pada awal September 2011.[19]
Sejarah
Awal mula (1987–1922)
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a9/Pionieri_Juve_1898.gif/190px-Pionieri_Juve_1898.gif
http://bits.wikimedia.org/skins-1.18/common/images/magnify-clip.png
Foto bersejarah, Juventus FC di tahun 1898.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/8c/Juventus_FC_in_1903.gif/190px-Juventus_FC_in_1903.gif
http://bits.wikimedia.org/skins-1.18/common/images/magnify-clip.png
Juventus FC di tahun 1903.
Juventus didirikan dengan nama Sport Club Juventus pada pertengahan tahun 1897 oleh siswa-siswa dari sekolah Massimo D'Azeglio Lyceum di daerah Liceo D’Azeglio, Turin[20]. Awal mula dibentuknya klub ini adalah sebagai pelampiasan dari anak-anak yang saling berteman dan menghabiskan waktu untuk jalan-jalan bersama dan bersenang-senang serta melakukan berbagai hal positif. Usia anak-anak tersebut rata-rata 15 tahunan, yang tertua berumur 17 dan lainnya di bawah 15 tahun. Setelah itu, hal yang mungkin tidak jadi masalah sekarang ini tapi merupakan hal yang terberat bagi pemuda-pemuda tersebut saat itu adalah mencari markas baru. Salah satu pendiri Juventus, Enrico Canfari dan teman-temannya kemudian memutuskan untuk mencari sebuah lokasi dan akhirnya mereka menemukan salah satu tempat yaitu sebuah bangunan yang memiliki halaman yang dikelilingi tembok, mempunyai 4 ruangan, sebuah kanopi dan juga loteng dan keran air minum. Selanjutnya, Canfari menceritakan tentang bagaimana terpilihnya nama klub, segera setelah mereka menemukan markas baru. Akhirnya, tibalah pertemuan untuk menentukan nama klub dimana terjadi perdebatan sengit di antara mereka. Di satu sisi, pembenci nama latin, di sisi lain penyuka nama klasik dan sisanya netral. Lalu, diputuskanlah tiga nama untuk dipilih; "Societa Via Port", "Societa sportive Massimo D’Azeglio", dan "Sport Club Juventus". Nama terakhir belakangan dipilih tanpa banyak keberatan dan akhirnya resmilah nama klub mereka menjadi "Sport Club Juventus", tetapi kemudian berubah nama menjadi Foot-Ball Club Juventus dua tahun kemudian.[3] Klub ini lantas bergabung dengan Kejuaraan Sepak Bola Italia pada tahun 1900. Dalam periode itu, tim ini menggunakan pakaian warna pink dan celana hitam. Juve memenangi gelar Seri-A perdananya pada 1905, ketika mereka bermain di Stadio Motovelodromo Umberto I. Di sana klub ini berubah warna pakaian menjadi hitam putih, terinspirasi dari klub Inggris Notts County.[21]
Pada 1906, beberapa pemain Juve secara mendadak menginginkan agar Juve keluar dari Turin.[3] Presiden Juve saat itu, Alfredo Dick kesal dan ia memutuskan hengkang untuk kemudian membentuk tim tandingan bernama FBC Torino yang kemudian menjadikan Juve vs. Torino sebagai Derby della Mole.[22] Juventus sendiri ternyata tetap eksis walaupun ada perpecahan, bahkan bisa bertahan seusai Perang Dunia I.[21]
Masuknya Keluarga Agnelli dan merajai Italia (1923–1980)
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4c/Sivori%2C_Charles%2C_Boniperti.jpg/170px-Sivori%2C_Charles%2C_Boniperti.jpg
http://bits.wikimedia.org/skins-1.18/common/images/magnify-clip.png
Pemilik FIAT, Edoardo Agnelli mengambil alih kendali Juventus pada 1923, dimana kemudian ia membangun stadion baru.[3] Hal ini memberikan semangat baru untuk Juventus, dimana pada musim 1925-26, mereka berhasil menjadi scudetto dengan mengalahkan Alba Roma dengan agregat 12-1. Pada era 1930-an, klub ini menjadi klub super di Italia dengan memenangi gelar lima kali berturut-turut dari 1930 sampai 1935, dibawah asuhan pelatih Carlo Carcano[21], dan beberapa pemain bintang seperti Raimundo Orsi, Luigi Bertolini, Giovanni Ferrari dan Luis Monti.
Juventus kemudian pindah kandang ke Stadio Comunale, tetapi di akhir 1930-an dan di awal 1940-an mereka gagal merajai Italia. Bahkan mereka harus mengakui tim sekota mereka, A.C. Torino. Secercah prestasi kemudian muncul di musim 1937-38 saat Juve menjuarai Piala Italia pertama mereka setelah di final mengalahkan klub sekota mereka, Torino.
Setelah berada di posisi 6 pada musim 1940-41, Juve lantas merebut Piala Italia kedua mereka di musim berikutnya. Di periode ini, Italia ikut Perang Dunia II dan ini membuat jalannya Liga menjadi terhambat. Sepakbola Italia kemudian memutuskan untuk terus berlangsung saat masa perang berjalan. Pada 1944, Juve ikut serta dalam sebuah turnamen lokal, yang akhirnya urung diselesaikan. Pada 14 Oktober, Liga kembali bergulir dan ditandai dengan derby Torino vs. Juventus. Torino yang saat itu mendapat sebutan "Grande Torino" kalah 2-1 dari Juventus. Namun di akhir musim justru Torino berhasil juara. Pada jeda musim panas, sebuah peristiwa penting terjadi di Juve pada 22 Juli 1945, Gianni Agnelli mengambil alih posisi presiden klub, meneruskan tradisi keluarga Agnelli. Dalam kepempinannya, Agnelli mendatangkan Giampiero Boniperti dalam jajaran staffnya. Ditambah amunisi baru seperti Muccinelli dan striker asal Denmark John Hansen. Setelah Perang Dunia II usai Juve berhasil menambah dua gelar Seri-A pada 1949–50 dan 1951–52, dibawah kepelatihan orang Inggris, Jesse Carver.
Gianni Agnelli lantas meninggalkan klub pada 18 September 1954. Tahun ini periode gelap Juve dimulai dengan hanya mampu finish di posisi 7. Musim berikutnya, di bawah arahan manajer Puppo yang mengandalkan skuat muda Juve mulai mencoba bangkit. Setelah serangkaian kekalahan karena skuat yang belum matang, pada November 1956 kabar baik berembus dengan masuknya Umberto Agnelli sebagai komisioner klub. skuat menjadi kuat dengan kedatangan beberapa pemain hebat seperti Omar Sivori dan pemuda Wales bernama John Charles yang menemani para punggawa lama seperti Giampiero Boniperti. Musim 1957-58, Juve kembali berjaya di Seri-A, dan menjadi klub Italia pertama yang mendapatkan bintang kehormatan karena telah memenangi 10 gelar Liga Seri-A. Di musim yang sama, Omar Sivori terpilih menjadi pemain Juventus pertama yang memenangi gelar Pemain Terbaik Eropa. Juve juga berhasil memenangi Coppa Italia setelah mengalahkan ACF Fiorentina di final. Boniperti pensiun di 1961 sebagai top skorer terbaik Juventus sepanjang masa dengan 182 gol di semua kompetisi yang ia ikuti bersama Juventus.
Di era 1960-an, Juve hanya sekali memenangi Seri-A yaitu di musim 1966–67. Tetapi pada era 1970-an, Juve kembali menemukan jatidirinya sebagai klub terbaik Italia. Di bawah arahan Čestmír Vycpálek, Juve berusaha bangkit di musim 1971-72. Di paruh pertama musim, Juve belum stabil dalam permainan dan di paruh kedua mereka berhasil kembali ke performa terbaik terutama saat mencapai final Fairs Cup (cikal bakal Piala UEFA) namun kalah dari Leeds United. Di pekan ke-4 liga, Juve kemudian berhasil mengalahkan AC Milan 4-1 di San Siro ditandai permainan apik Bettega dan Causio. Namun beberapa saat kemudian, Bettega harus istirahat karena sakit dan posisi pertama klasemen milik Juve menjadi terancam. Untungnya mereka berhasil konsisten dan merebut scudetto ke-14 mereka. Selanjutnya di musim 1972-73 Juve kedatangan Dino Zoff dan Jose Altafini dari Napoli. Di musim ini, Juve dihadapkan pada jadwal di Seri-A dan kompetisi Eropa. Setelah berjuang sampai menit akhir, Juve berhasil menyalip AC Milan, yang secara mengejutkan kalah dipertandingan terakhir mereka, dan merebut scudetto ke-15. Juve juga bahkan berhasil masuk final Piala Champions musim tersebut, namun di mereka kalah dari Ajax Amsterdam yang dimotori oleh Johan Crujff. Selanjutnya mereka berhasil menambah tiga gelar lagi bersama defender Gaetano Scirea di musim 1974-75, 1976–77 dan 1977–78. Dan dengan masuknya pelatih hebat bernama Giovanni Trapattoni, Juve berhasil memperpanjang dominasi mereka di era 1980-an.
Scudetto ke-20 dan merajai Eropa (1981–1993)
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/8e/Platini_juventus.JPG/175px-Platini_juventus.JPG
http://bits.wikimedia.org/skins-1.18/common/images/magnify-clip.png
Michel Platini, bintang Juventus era 1980-an.
Era tangan dingin Trapattoni benar-benar membuat Seri-A porak poranda di 1980-an.[21] Juve sangat perkasa di era tersebut, dengan gelar Seri-A empat kali di era tersebut. Setelah 6 pemainnya ikut andil dalam timnas Italia yang menjuarai Piala Dunia 1982 dengan Paolo Rossi sebagai salah satu pemain Juve kemudian terpilih menjadi Pemain Terbaik Eropa pada 1982, sesaat setelah berlangsungnya Piala Dunia di tahun tersebut.[23] ditambah dengan kedatangan bintang Prancis Michel Platini, Juventus kembali difavoritkan di musim 1982-83. Namun Juventus yang juga disibukkan dengan jadwal kejuaraan Eropa memulai kompetisi dengan lambat. Hal itu ditunjukkan dengan menelan kekalahan dari Sampdoria di pertandingan pembuka musim serta menang dengan tidak meyakinkan atas Fiorentina dan Torino. Sementara di Eropa, mereka berhasil menyingkirkan Hvidovre (Denmark) dan Standard Liege (Belgia) di penyisihan. Akan tetapi, Juventus kembali ke trek juara di musim dingin bersamaan keberhasilan mereka menembus perempat final Liga Champions. Selanjutnya, kemenangan atas Roma melalui 2 gol dari Platini dan Brio membuat jarak keduanya berselisih 3 poin dengan Roma di posisi puncak. Namun, karena konsentrasi Juve terpecah antara Serie A dan Liga Champions akhirnya tidak berhasil mengejar AS Roma yang menjadi juara. Juventus seharusnya bisa menumpahkan kekecewaannya di Liga saat mereka bertemu Hamburg di final Liga Champions tapi hal itu tidak terjadi. Berada di posisi kedua di kompetisi domestic dan Eropa, Juventus akhirnya berhasil merebut gelar penghibur saat menjuarai Piala Italia dan Piala Interkontinental.
Musim panas 1983, Juve kehilangan dua pilar inti mereka. Dino Zoff gantung sepatu di usia 41 tahun sedangkan Bettega beralih ke Kanada untuk mengakhiri karirnya di sana. Juve lantas merekrut kiper baru dari Avellino: Stefano Tacconi dan Beniamino Vinola dari klub yang sama. Sementara Nico Penzo menjadi pendampong Rossi di lini depan. Juve pada saat itu berkonsentrasi penuh di dua kompetisi, Liga dan Piala Winner. Hasilnya, melalui penampilan yang konsisten sepanjang musim, Juve merengkuh gelar liga satu minggu sebelum kompetisi usai. Dan gelar ini ditambah gelar lainnya di Piala Winner saat mereka mengalahkan Porto 2-1 di Basel pada 16 Mei 1984. Dua gelar ini sangat bersejarah dan merupakan prestasi bagi kapten klub Scirea dan kawan-kawan.
Setelah era keemasan Rossi usai, Michel Platini kemudian secara mengejutkan berhasil menjadi pemain terbaik Eropa tiga kali berturut-turut; 1983, 1984 dan 1985, dimana sampai saat ini belum ada pemain yang bisa menyamai dirinya. Juventus menjadi satu-satunya klub yang mampu mengantarkan pemainnya menjadi pemain terbaik Eropa sebanyak empat tahun berurutan.[24] Platini juga menjadi bintang saat Juve berhasil menjadi juara Liga Champions Eropa pada 1985 dengan sumbangan satu gol semata wayangnya. Tragisnya, final melawan Liverpool FC dari Inggris tersebut yang berlangsung di Stadion Heysel Belgia, harus dibayar mahal dengan kematian 39 tifoso Juventus akibat terlibat kerusuhan dengan para hooligans dari Liverpool. Sebagai hukuman, tim-tim Inggris dilarang mengikuti semua kejuaraan Eropa selama lima tahun.[25] Juventus kemudian merebut scudetto terakhir mereka di era 1980-an pada musim 1985-86, yang juga menjadi tahun terakhir Trappatoni di Juventus. Memasuki akhir 1980-an, Juve gagal menunjukkan performa terbaiknya, mereka harus mengakui keunggulan Napoli dengan bintang Diego Maradona, dan kebangkitan dua tim kota Milan, AC Milan dan Inter Milan.[21] Pada 1990, Juve pindah kandang ke Stadio delle Alpi, yang dibangun untuk persiapan Piala Dunia 1990.[26]